Di Arema, Muhammad Rafli Tetap Sebagai Gelandang Serang

Nama Muhammad Rafli mendadak menjadi perbincangan pasca dia mampu mencetak tiga gol ke gawang Filipina U-23 pada ajang Merlion Cup Minggu (09/06) lalu. Di skuad Timnas U-23, Rafli ditempatkan sebagai striker oleh pelatih Indra Sjafrie.

Kembali menempati posisi striker, pemain asal Jakarta ini langsung membuktikan bahwa naluri golnya juga tinggi dengan catatan hattrick yang ia cetak. Posisi striker memang bukan posisi yang asing baginya sebab saat di Timnas U-19 lalu, dia juga bermain di posisi yang sama. Namun ketika bergabung dengan Arema, Rafli ditempatkan sebagai gelandang.

Moncernya Rafli sebagai striker tak membuat pelatih Milomir Seslija ingih mengubah posisinya di tim Arema. Menurut pelatih yang akrab disapa Milo ini, sekarang Arema sudah memiliki deretan striker seperti Dedik Setiawan, Sylvano Comvalius dan Ahmad Nur Hardianto ditambah dengan formasi Arema yang bertopang pada satu striker tunggal.

“Kita ada Dedik, Sylvano dan Hardianto. Kalian tentu paham maksud saya, apalagi formasi andalan kita 4-3-3 dan pakai satu striker di depan,” ucapnya.

“Kita juga tak bermain dengan dua striker sebab sulit bermain dengan formasi seperti itu,” sambung Milo.

Perihal posisi Rafli di Timnas, Milo mengaku pernah menghubungi Indra Sjafrie bahwa Rafli lebih bagus mengawali pergerakan dari lini kedua. Bahkan Milo melihat tiga gol yang dicetak Rafli bersama Timnas U-23, semuanya dari proses pergerakan melalui lini kedua.

“Bagi saya , dia lebih bagus di gelandang serang. Ketika saya bilang ke indra sjafrie dia lebih berbahaya dari baris kedua dan lihat gol yang tercipta kemarin semuanya dari baris kedua,” tandas pelatih asal Bosnia ini.

Lebih lanjut, melihat performa Rafli yang sedang menanjak, Milo meminta pemain berusia 20 tahun tersebut untuk lebih membuat badannya kekar dan bergerak lebih banyak dalam permainan. Pelatih asal Bosnia ini menginginkan hal tersebut sebab selama ini dia menilai pemain muda masih kurang dalam hal konsistensi.

“Sekarang saran saya, Rafli harus lebih berisi badannya dan pergerakannya lebih mobile sebab penting faktor mobile ini dalam permainan,” papar Milo.

Jika faktor kekuatan tubuh dan fisik sudah dianggap bagus maka Milo tak segan memasang pemain muda sebagai pemain inti dalam sebuah pertandingan. Namun jika belum terpenuhi maka Milo memilih menaruhnya di bangku cadangan sembari bersiap untuk tampil sebagai pemain pengganti.

“Jadi lebih baik saya tempatkan mereka di cadaangan dan memainkan sebagai pemain pengganti, karena itu saya bilang fisik harus ditingkatkan, tapi memang tidak bisa langsung satu dua laga tapi bisa setahun dua atau tiga tahun baru terlihat hasilnya,” pungkasnya.

Bagikan post ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Leave a Reply

twenty − 8 =