Pasca Kerusuhan Sleman, Ini Pesan Dirigen Aremania
Dirigen Aremania, Yuli ‘Sumpil’ Sugianto, bersuara pasca insiden kericuhan suporter di Stadion Maguwoharjo, Sleman, dalam pembukaan Shopee Liga 1 2019 (15/5/2019).
Rekan-rekan Yuli menjadi korban dalam insiden saat pertandingan PSS Sleman melawan Arema FC tersebut. Mulai kendaraan rusak hingga luka karena lemparan benda keras.
Yuli ikut dalam tur Aremania ke Sleman sehingga dia melihat sendiri kejadian yang sebenarnya. Dia berpesan agar insiden itu menjadikan Aremania lebih solid.
“Saya merasa Aremania ini sering dijadikan korban. Jadi, mari kita bersatu dan lebih solid. Jangan sampai ada pertengkaran lagi. Kita mulai dengan memenuhi Stadion Kanjuruhan lebih dulu,” jelas pria yang sering mengenakan kacamata hitam tersebut.
Kejadian seperti di Sleman menurut Yuli bukan kali pertama yang dialaminya. Aremania sudah sering dapat perlakukan seperti itu. Di mana mereka diserang lebih dulu, kemudian saat membalas, justru faktanya diputarbalikkan seolah-olah Aremania yang menyerang duluan.
Dia menambahkan setiap kali laga tandang Aremania tidak pernah membawa misi mencari keributan. Sama seperti yang disampaikan kapten tim Arema, Hamka Hamzah. Suporter Singo Edan tidak mungkin mencari ribut sebagai tamu dan dengan jumlah yang lebih sedikit.
“Sekali lagi, sekarang waktunya merapatkan barisan. Antarsaudara jangan bertengkar dan lebih kompak dimulai dari Kanjuruhan,” ujarnya.
Yuli dulunya dikenal sebagai suporter yang keras. Namun, kini dia sudah berubah. Beberapa waktu lalu di Piala Presiden 2019 dia sempat beraksi melempar sepatu ke arah suporter yang coba berulah. Tepatnya saat ada Aremania yang melemparkan botol ke lapangan.
“Mari kita melakukan teror hanya dengan nyanyian. Jangan ada tindakan lemparan dan sebagainya,” jelasnya.
Yuli pernah dikenai sanksi larangan seumur hidup memasuki stadion di Indonesia. Tetapi, sanksi dari Komdis PSSI itu diputihkan awal tahun ini karena dia sudah punya itikad dengan berlaku baik ketika masuk stadion di ajang Piala Indonesia 2018. Sanksi terhadap Yuli waktu itu hanya berlaku di Liga 1. (bolacom/mia)