Cerita Negosiasi Comvalius: Sepakat Di Bandara, Rela Terima Separuh Gaji
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, mengungkap kisah di balik perekrutan Sylvano Comvalius untuk memperkuat timnya pada musim kompetisi 2019. Menurutnya, operasi transfer ini bermula usai Babak Perempat Final Piala Presiden musim 2019 lalu.
Menurut Ruddy, usai pertandingan kontra Bhayangkara FC tersebut, tim pelatih mengajukan permintaan untuk merombak komposisi lini serang mereka, terutama penyerang asing. Karena waktunya sudah mepet, salah satu syarat yang harus dimiliki penyerang anyar Arema ini adalah sudah harus pernah bermain di Indonesia.
“Sebelum laga kontra Kalteng Putra pada Semifinal, kapten tim Arema, Hamka Hamzah, menjalin komunikasi dengan Comvalius. Ia mengirimkan salinan pembicaraan mereka pada saya dan direksi,” ucap Ruddy.
“Kemudian, direksi memberi perintah pada saya agar segera mengeksekusi proses transfer Comvalius,” sambungnya.
Singkat cerita, berbekal perintah direksi, manajemen menjalin komunikasi dengan Comvalius. Pembicaraan dengan Comvalius dilakukan melalui agen pemain asal Belanda ini, Julius Kwateh.
“Pembicaraan ini tak berlangsung lama. Pasalnya, kedua belah pihak sama-sama saling menginginkan. Comvalius ingin bermain di Arema, sedangkan kami ingin merekrutnya,” kata Ruddy.
Selanjutnya, menurut Ruddy, Comvalius akhirnya bisa bertemu langsung dengannya. Pertemuan ini dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, setelah laga leg pertama kontra Persebaya, Selasa (09/04) lalu.
“Kami bertemu selama tiga jam di bandara. Pertemuan ini juga diikuti agen Comvalius,” papar Ruddy.
“Dalam pertemuan ini, kami membahas detail kontrak. Akhirnya, karena sama-sama menginginkan kami berjodoh. Ia kami kontrak dengan durasi dua tahun per tanggal hari ini. Mudah-mudahan dengan adanya kepingan puzzle terakhir ini, Arema bisa lebih berprestasi,” sambungnya.
Sementara itu, Julius Kwateh menyebut bahwa kliennya sempat sulit untuk meninggalkan Kuala Lumpur. Pasalnya, menurut pria berusia 36 tahun ini, pertemuan antara kliennya dan manajemen Kuala Lumpur FA sempat berlangsung alot dan berlarut-larut.
“Akhirnya, pada Selasa (23/04) kemarin, kami akhirnya bisa mendapat surat keluar resmi dari manajemen,” kata Kwateh.
“Saya pastikan, saat kami menandatangani kontrak dengan Arema, statusnya sudah resmi keluar dari Kuala Lumpur FA, sehingga tak ada proses transfer,” tutupnya.
Lebih lanjut, selain sempat berlarutnya proses keluar Comvalius dari klub lamanya, ada masalah lain yang sempat terjadi dalam proses bergabungnya pemain berusia 31 tahun ini ke Arema. Hal tersebut adalah sempat bocornya nama Comvalius ke publik, padahal proses keluarnya Comvalius dari klub lamanya belum lagi usai.
“Walhasil, ia harus berkorban sesuatu untuk bisa keluar dari klub tersebut,” kata Ruddy Widodo.
“Seharusnya, ia mendapat tiga kali gaji ketika keluar. Namun, dengan bocornya kabar bahwa ia bakal ke Arema, ia hanya menerima 1,5 kali gaji,” sambungnya.
Namun, menurut Ruddy, manajemen Arema tak mau membiarkan pemain yang akrab dengan Irfan Bachdim ini menanggung rugi sendiri. Manajemen Arema memberi kompensasi akibat kerugian Comvalius.
“Bentuknya adalah tambahan fasilitas, yang tidak bisa kami beberkan ke publik,” tandas Ruddy. (bolanet/mia)