Dihukum Berat, Arema FC Tak Akan Ajukan Banding
Manajemen Arema FC menganggap perlu secepatnya. merespon hasil sidang Komdis terkait aktifitas pelanggaran regulasi pada laga Arema FC vs Persebaya pada 6 Oktober 2018 di Stadion Kanjuruhan Malang
Menurut CEO Arema FC Iwan Budianto, secara prinsip pihaknya menerima apapun yang menjadi keputusan Komdis PSSI, kendati secara obyektif hukuman ini dirasa sangat berat bagi kelangsungan hidup klub.
“Tidak hanya bagi klub yang kehilangan dukungan dari Aremania di saat posisi Arema fc di klasemen masih berada di posisi yg mengkhawatirkan, Klub juga kehilangan pendapatan, tentu akan berpengaruh terhadap operasional kelangsungan hidupnya. Tidak hanya pemain dan official, tapi nasib karyawan juga akan terdampak,” tutur pria yang akrab disapa IB ini.
Selain klub, imbuh IB, dampak yang dirasakan bagi Aremania yg tidak dapat mendampingi tim kebanggaannya juga akan berimbas bagi pelaku usaha kecil seperti asongan, pedagang kaki lima yang mendapat rejeki saat pertandingan, efek lainnya yakni pada sisi kontribusi penerimaan pajak daerah yang juga akan terhambat.
Dampak yang lain tentu menjadi keresahan warga Malang Raya dimana Arema FC yang selama ini menjadi salah satu hiburan yang banyak diminati masyarakat Malang Raya, bahkan juga menjadi image bersama yang dimanfaatkan sebagai brand usaha kecil masyarakat.
Dengan sanksi ini akan sangat berpengaruh terhadap aktifitas dan pendapatan mereka. Bahkan Arema FC harus menegoisasi ulang kerjasama sponsorship dengan pihak sponsor yang selama ini sudah terjalin.
Meski demikian, lanjut IB, Arema FC sebuah klub yang menjunjung tinggi integritas Sepakbola itu sendiri. Bahwa setiap upaya penegakan regulasi harus dihormati dan dipatuhi. Jika terjadi pelanggaran berat maka kami siap menghadapi konskwensinya.
Hukuman yang dikenakan bagi Arema fc dan Aremania, lanjut IB; diharapkan menjadi momentum perubahan perilaku positif bagi semua saja, tidak hanya klub, panpel, tapi juga suporter.
“Jangankan dihukum sampai akhir musim, Sejujurnya Arema fc ikhlas jika harus dihukum 10 tahun tanpa penonton dan sanksi lainnya, asalkan mampu membawa revolusi perubahan perilaku positif bagi suporter Indonesia. Kita siap menjadi martir perubahan kebaikan dalam sepakbola kita,” ujarnya.
Oleh karena itu, Arema fc juga tegaskan akan menjalani hukuman ini dengan tegak kepala dan menjadi cambuk untuk perubahan kita semua agar patuh terhadap penegakan regulasi.
“Kita tidak akan mengajukan banding. Namun akan berada di barisan terdepan untuk membangun kesadaran para suporter utamanya Aremania agar berubah menjadi lebih baik,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, IB tetap memohon agar Aremania mawas diri dan intropeksi, terpenting tetap menjaga keutuhan dan persatuan antar Aremania.
“Jadikan perenungan massal. Dan jadikan momentum untuk berubah dalam sikap dan berperilaku yang baik dalam mendukung tim kebanggaan kita,” katanya.
IB minta semua.pihak tidak merespon dan mereaksi negatif atas keputusan Komdis pssi, termasuk bijak menanggapinya di media sosial.
“Hentikan perdebatan. Tapi kita perlu bangkit bersatu untuk berubah lebih baik. Jika perlu kita harus lebih sering bertemu berdiskusi berbicara dari hati ke hati agar kejadian serupa tidak terjadi dan tidak diulang ulang lagi di masa yg akan datang” tegasnya.
244 - 244Shares