"Lek ndelok nang stadion ojok melok misuh-misuh, koyok aku iku maeng, masio rodok mangkel gak sampek misuh"

Kemenangan selalu diiringi dengan kemeriahan. Kemenangan selalu didampingi dengan pesta. Tapi kadang kemenangan yang tak terkontrol juga dihinggapi oleh kemarahan.

Aji Santoso resmi menjadi nahkoda baru Arema Singo Edan pada pagelaran liga tahun 2017, putra daerah asli Kepanjen Kabupaten Malang ini di harapkan mampu membawa tim kebanggaan Kota Malang menjadi juara pada ajang liga tahun ini.

Ketika diumumkan nama pelatih kepala dan para asistennya, kenangan saya kembali ke era 90'an dikala mereka masih menjadi pemain Arema.

Jargon-jargon kebanggaan yang biasa diteriakkan Aremania akan hampa, kosong tak memiliki nilai jika Arema sebagai perwujudan Malang dalam Sepak bola masih ada dua

Sore itu, Di Stadion Kanjuruhan Malang. Penuh sesak oleh ribuan Aremania Aremanita. Mereka berkumpul, berbaur dengan suka cita

Bukan soal cinta yang memudar, tapi tentang hati yang mencoba meneguhkan pada satu pilihan. Arema Indonesia sudah resmi menjadi tim yang di akui PSSI sebagai tim baru yang harus merangkak dari liga nusantara pada ajang liga amatir mendatang.

Arema. Simbol kedekatan, keakraban dan kebanggan gnaro Ngalam. Lebih penting lagi, Singo Edan ini adalah identitas pemersatu arek-arek Malang.

Arema mana yang akan kita support, itu kembali pada nurani pribadi setiap masing-masing

Berkaca dan malulah, adalah 2 kata perintah yang tepat untuk anda – anda yang senang uprek – uprek Arema yang selalu bermasalah dengan dualisme